Golongan Obat Otonom Yang Menghambat Saraf Simpatis

https://www.sekolahstikes.com/2018/01/golongan-obat-otonom-yang-menghambat_7.html
1. Yang menghambat reseptor simpatis.
        I.        Yang memblokir Reseptor Alfa.
      II.        Yang memblokir Reseptor Beta.
Yang meblokir saraf simpatis dan saraf parasimpatis.

        I.            Menghambat reseptor Alfa (simpatis )
Obat yang memblokir Alfa 1 dan Alfa 2
a. Deriwat Halo Alkalamin
obat : PENOXY BENZAMIN
b. Deriwat Imindazolin
obat : PENTOLAMIN DAN TOLAZOLIN
c. Deriwat Alkaloidergot
obat : ERGOTAMIN, ERGONOVIN, ERGOTOKSIN.
Deriwat Alkaloid.
Penggunaan diklinis utamanya untuk memacu kontraksi uterus (rahim) pada wanita yang mau melahirkan. Yang kontraksi uterusnya lemah. Namun, banyak disalahgunakan untuk abortus yang ilegal.
            Abortus ini melahirkan janin sebelum 4 bulan. Biasanya hasil dari hubungan seks yang tidak sah. Selain itu ERGOTAMIN khususnya dapat digunakan juga untuk mengobati nyeri kepala sebelah atau migran dengan dosis 1-2 mg 1 x minum. Bisa diulang selang 30 menit terapi tidak boleh 3x.
Deriwat Tolazolin dan Pentolamin
Bisa digunakan untuk impotensi dengan pentolamin. Dengan cara mensuntuikkan langsung ke penis dalam CORPORACAVERNOSA dimana pentolamin dicampur dengan obat Vasodilatasi.
            2. Alfa 1 Bloker Selektif
            Obat :
-          PRAZOZIN
-          TERAZOZIN
-          BUNAZOZIN
-          DEKSAZOZIN
Penggunaan klinis untuk menurunkan tekanan darah.
            3. Alfa 2 Bloker Selektif
            Obat : YOHIMBIN
            Penggunaan klinis untuk meningkatkan aktivitas sesksual pada laki – laki. Utamanya untuk mengatasi ejakulasi dini.
Obat yang bernama dagang yohimbin, generik erek.
      II.            Menghambat Reseptor Beta
Obat : Propranolol
Memblokir sekaligus Beta  1, beta 2, Beta 3. Biasanya digunakan untuk obat hipertensi.
Obat Otonom yang meblokir rangsangan saraf simpatis pada ujuang saraf parasimpatis. Yaitu :
-          RESERPIN
-          METIROSIN
-          GUANA
Penggunaan Reserpin adalah untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Pantangan atau Kontraindikasi obat ini tidak boleh diberikan oleh pasien penyakit jiwa.

4. Obat otonom yang menghambat saraf parasimpatis disebut Golongan Parasimpatolitik = Kholinergik = Anti Muskarinik. Ada 2 yaitu :
- ASTROPIN
- SKOPOLAMIN
            Yang sering digunakan adalah atropin sulfat. Sedangkan skopolamin jarang digunakan karena adanya toksisi tinggi, yang menimbulkan depresi pada Sistem saraf pusat.

5. Golongan Obat yang memacu  ganglion simpatis dan parasimpatis.
Yaitu : NIKOTIN
Nikotin ini walaupun memacu simpatis dan parasimpatis. Tetapi lebih dominan pacu gaster dan intestinum.
Nikotin banyak terdapat pada tembakau. Rokok putih (berisi tembakau tanpa cengkeh )
Nikotin rata – rata 15 – 20 mg .
Dosis Nikotin yang bisa menimbulkan kematian adalah 60 mg.
Dosis Nikotin yang bisa menimbulkan kematian adalah 60 mg.
Jadi bilamana 4 batang rokok putih dibuka dan dimasukkan air dalam 1 gelas, maka akan menimbulkan kematian. Mengapa ? karena memacu jantung dan pembuluh darah. Sehingga pecahnya pembuluh darah otak dan otak sehingga mati.

6. Golongan obat Otonom yang menghambat ganglion simpatis dan parasimpatis :
- HEXAMETONIUM = C 6
- PENTOLINUM = C 5

Toxikologi adalah ilmu yang mempelajari tanda – tanda keracunan zat kimia, termasuk keracunan obat serta cara penanganannya.
Berhubungan sampai dengan saat ini banyak digunakan zat – zat kimia baik dalam bidang pertanian, bidang obat – obatan, perindustrian, makanan, kemungkinan akan terjadinya keracunan. Oleh karena itu perlu tindakan – tindakan yang meliputi :
A.      Preventive (pencegahan )
B.      Tindakan darurat sementara
C.      Tindakan penanggulanagn pada pasien secara komplit.
D.     Tindakan penunjang
A. tindakan Preventif
1.      Pencegahan meliputi dalam rumah tangga.
Menaruh obat harus ditempatkan dalam wadah tertentu dan diberi label, serta ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mudah terjangkau oleh anak – anak.
2. Dalam bidang pertanian.
Obat penyemprot kimia ditempatkan khusus dan diberi label.
-          Sehabis dipakai insectisida tempatnya harus segera dibakar.
-          Petugas penyemprot insectisida harus memakai masker dan baju kerja.
-          Pada waktu penyemprotan insectisida harus searah mata angin.
3. Bidang Industri
Tempat harus luas sebanding dengan karyawan.
-          Ventilasi Cukup
-          Harus banyak kran air
-          Harus A.P.D
-          Setiap 6 bulan sekali harus diperiksa.
B. Tindakan darurat Sementara
Bila ada orang yang keracunan harus diobati sementara sebelum dibawa kerumah sakit.
Tergantung dari keracunan Misal :
Peroral :
1. Lakukan reflek Muntah
2. Kumbah lambung. Berguna untuk mengeluarkan racun yang digunakan cairan R.L dengan syarat keracunansebelum 4 jam
3.Bilamana keracunan lebih dari 4 jam. Belum diabsorbsi oleh usus halus dilakukan urus – urus atau Katartik Mg SO4, Castor Oil/
4. Beri Adsorben dengan arang aktif.
4 ) digigit ular :
1. Pasang Torniquet diantara luka gigitan dan jantung
2. Dilakukan irisan steril kemudian disedot darah lebih kurang bisa mengeluarkan racun 20%

5) Lewat Kulit : Disiram dengan air yang banyak dengan air mengalir. Dan tidak boleh diberi antidotum (obat penetral )

6 ) MATA : disiram dengan air mengalir tidak boleh diberi antidotum.
Slauran pernafasan : Dibawa kerumah sakit kemudian diperiksa dan diberi O2

DONASI VIA PAYPAL Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi akan digunakan untuk memperpanjang domain https://www.sekolahstikes.my.id/. Terima kasih.
Postingan Lebih Baru Postingan Lebih Baru Postingan Lama Postingan Lama

Postingan lainnya

Komentar

Posting Komentar